Sering kita temukan jamaah shalat fardu di masjid maupun musholla dilingkungan kita, masih belum mengikuti sunah, seperti meluruskan dan merapatkan shaf. Masih ada yang terlalu maju atau terlalu mundur alias tidak lurus. Sebelum mulai sholat, imam biasanya sudah mengingatkan para jamaahnya untuk meluruskan dan merapatkan shaf karena lurus dan rapatnya shaf merupakan sebagian dari kesempurnaan shalat. Tetapi sering terjadi makmum tetap saja barisannya bergelombang dan tidak rapat, entah mereka tidak mendengar atau tidak tahu pentingnya lurus dan rapatnya shaf dalam shalat. Pernah terjadi saya berma'mum di suatu masjid, saya merapatkan kaki dengan makmum sebelah kiri, begitu nempel dia bergeser, saya tempel lagi ee dia geser lagi....

Padalah banyak sekali hadits hadits Rasululloh yang memerintahkan kita untuk lurus dan rapat dalam shalat.
  1. Hendaklah kalian meluruskan dan merapatkan shaff kalian, atau Allah akan memalingkan diantara wajah-wajah kalian (HR. Bukhari-Muslim).
  2. Luruskan shaf-shaf kalian karena lurusnya shaf merupakan bagian dari kesempurnaan shalat (HR Bukhari-Muslim).
  3. Luruskanlah shaf-shaf kalian atau (kalau tidak) sungguh Allah akan menimbulkan perselisihan di antara kalian" (Diriwayatkan oleh Malik, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i dan Ibnu Majah).
  4. Saya melihat salah seorang diantara kami menempelkan tumitnya dengan tumit orang lain disampingnya (HR Bukhari).
Selain itu masih banyak hadits hadits lain yang membahas tentang lurus dan rapatnya shaf dalam sholat.

Belajar shalat harus menjadi prioritas utama, karena: "Amal pertama yang dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalat. Dan barangsiapa yang baik (diterima) shalatnya, maka baik (diterima) pula segala amalan yang lain, dan barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala amalan lainnya" (HR Thabarani).

Sudah sempurnakah shalat kita?
Shalat yang sempurna adalah:
- Shalat yang dikerjakan sesuai tata cara shalat yang dicontohkan Nabi (shalat khusyu')
- Dilaksanakan secara berjamaah di masjid (shalat berjamaah)
- Dilakukan dengan penuh penghayatan (shalat khusyu')

Ingatlah, bahwa shalat adalah gerbang utama menuju surga.
Anda dapat memperolah e-book tentang sholat sempurna sesuai yang dicontohkan Nabi melalui situs shalat sempurna.com, disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan disertai dengan contoh gerakan-gerakan yang benar dan contoh gerakan yang salah.

Semoga bermanfaat

6 comments
  1. Trihas March 8, 2010 at 3:27 PM  

    blog walking my friend

  2. Property March 8, 2010 at 8:37 PM  

    ikutan ngaji nih

  3. sungkono_geoits May 27, 2011 at 3:41 AM  

    sebenarnya...asbabul wuruj chadist ini apa sih??

    beberapa chadist terkait dg rapatkan dan luruskan shof ini berkaitan dg hati. Kira-kira kenapa??

    dan ada lagi yang dikaitkan dg syetan. Kenapa demikian??

    padahal, syetan itu dapat mengalir melalui aliran darah manusia.....

    tidak kah, makna tersirat dalahm chadist ini adalah, Luruskan niat mu [luruskan shof] dan Selalu ingatlah 4w1 dalam sholat [rapatkan shof], kalau tidak, maka syetan akan mempengaryhu hatimu????

  4. Nandang Paziente September 17, 2011 at 8:18 AM  

    Assalamu'alaikum pokoknya ya luruskan dan rapatkan shaff karena lurusnya shaff merupakan bagian dari kesempurnaan shalat.
    (HR.Bukhari)

    maksudnya ya tuma'ninah kamu sdah merasa tuma'ninah lah ketika melaksanakan sholat...sama juga ada sbuah hadist juga yang
    Diriwayatkan pula Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah Shollallahu ’alayhi wa Sallam telah bersabda:

    “Luruskanlah shaf-shafmu! Sejajarkan antara bahumu (dengan bahu saudaranya yang berada disamping kanan dan kiri), isilah bagian yang masih renggang, berlaku lembutlah terhadap tangan saudaramu (yang hendak mengisi kekosongan atau kelonggaran shaf), dan janganlah kamu biarkan kekosongan yang ada di shaf untuk diisi oleh setan. Dan barangsiapa yang menyambung shaf, pastilah Allah akan menyambungnya, sebaliknya barangsiapa yang memutuskan shaf; pastilah Allah akan memutuskannya.

    (Shahih. Abu Dawud no:666, dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, al Hakim, Nawawi dan al Albani. Lihat : Fat-hul Bari (II:447) dan Shahihut Targhib Wat Tarbib no:492).

  5. Nandang Paziente September 17, 2011 at 8:22 AM  

    maaf maksudnya Thuma' ninah :)n semoga bermanfaat buat mendengarkan/kita semua :)

  6. Unknown September 20, 2013 at 3:25 AM  

    jazakalloh

Post a Comment