Nasehat-nasihat Ust. Yazid Jawas Ahad pagi di JIC, Tanjung Priuk 22 Feb 2015:

  1.  Jangan berharap kepada manusia, karena engkau kan kecewa. 
  2. Berharaplah kepada Allah, niscaya engkau tidak akan pernah kecewa. 
  3. Manusia yang mulia adalah yang dia bangun disepertiga malam terakhir, kemudian meminta kepada Allah. 
  4. Jangan lewatkan waktumu untuk berbuat maksiat, karena tak tahu kapan ajalmu kan menjemput. Sehingga kematianmu menjadi su'ul khothima.
  5. Hidupmu di dunia ibarat satu hari atau setengah hari dibandingkan kehidupanmu di akherat kelak, persiapkanlah bekalmu, dan sebaik2 bekal adalah taqwa.  

Read More..

HARTA MILIKMU

Posted by Admin | 8:23 AM


Akhi/Ukhti… Ada berapa banyak uang di tabunganmu... ??? Atau di brangkas besimu...?? Atau dimana saja kau menyimpannya…?? Pada suatu hari al Ahnaf bin Qais melihat uang logam satu Dirham di tangan seseorang, maka iapun bertanya kepadanya, "Uang siapakah ini..??? Spontan orang itu menjawab, "Uangku!". Maka Ahnaf berkata, "Uang itu menjadi milikmu bila kau nafkahkan dalam rangka mencari pahala atau bersyukur pada Allah".

Read More..


Sering kita mendengar dari para jamaah Haji dan umroh yang baru pulang dari tanah suci, bercerita tentang pengalamannya selama berada di tanah suci, baik di kota Makkah maupun kota Madinah. Pengalaman manis maupun pengalaman pahit akan menjadi bahan cerita yang panjang. Selain bercerita tentang pegalamannya beribadah di tanah suci, tidak lupa pula menceritakan perbedaan suhu dan cuaca antara Indonesia dengan Arab Saudi, dimana perbedaan kondisi tersebut menyebabkan para jamaah Haji dan Umroh yang berasal dari Indonesia mengalami, sakit, batuk, flu demam dan lain sebagainya. Bahkan ada yang mengatakan yang tidak pernah kena sakit di sana hanya onta saja...

Read More..

Menuntut ilmu agama adalah amalan yang amat mulia. Lihatlah keutamaan yang disebutkan oleh sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, “Tuntutlah ilmu (belajarlah Islam) karena mempelajarinya adalah suatu kebaikan untukmu. Mencari ilmu adalah suatu ibadah. Saling mengingatkan akan ilmu adalah tasbih. Membahas suatu ilmu adalah jihad. Mengajarkan ilmu pada orang yang tidak mengetahuinya adalah sedekah. Mencurahkan tenaga untuk belajar dari ahlinya adalah suatu qurbah (mendekatkan diri pada Allah).”

Imam yang telah sangat masyhur di tengah kita, Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata, “Tidak ada setelah berbagai hal yang wajib yang lebih utama dari menuntut ilmu.” Namun ada yang merasa bahwa ia sudah terlalu tua, malu jika harus duduk di majelis ilmu untuk mendengar para ulama menyampaikan ilmu yang berharga dan akhirnya enggan untuk belajar. Padahal ulama di masa silam, bahkan sejak masa sahabat tidak pernah malu untuk belajar, mereka tidak pernah putus asa untuk belajar meskipun sudah berada di usia senja. Ada yang sudah berusia 26 tahun baru mengenal Islam, bahkan ada yang sudah berusia senja -80 atau 90 tahun- baru mulai belajar. Namun mereka-mereka inilah yang menjadi ulama besar karena disertai ‘uluwwul himmah (semangat yang kuat dalam belajar).

Berikut 10 contoh teladan dari ulama salaf di mana ketika berusia senja, mereka masih semangat dalam mempelajari Islam.


  • Teladan 1 – Dari para sahabat radhiyallahu ‘anhum Imam Bukhari menyebutkan dalam kitab shahihnya, “Para sahabat belajar pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru ketika usia senja”. 
  •  Teladan 2 – Perkataan Ibnul Mubarok Dari Na’im bin Hammad, ia berkata bahwa ada yang bertanya pada Ibnul Mubarok, “Sampai kapan engkau menuntut ilmu?” “Sampai mati insya Allah”, jawab Ibnul Mubarok. 
  • Teladan 3 – Perkataan Abu ‘Amr ibnu Al ‘Alaa’ Dari Ibnu Mu’adz, ia berkata bahwa ia bertanya pada Abu ‘Amr ibnu Al ‘Alaa’, “Sampai kapan waktu terbaik untuk belajar bagi seorang muslim?” “Selama hayat masih dikandung badan”, jawab beliau. 
  • Teladan 4 – Teladan dari Imam Ibnu ‘Aqil Imam Ibnu ‘Aqil berkata, “Aku tidak pernah menyia-nyiakan waktuku dalam umurku walau sampai hilang lisanku untuk berbicara atau hilang penglihatanku untuk banyak menelaah. Pikiranku masih saja terus bekerja ketika aku beristirahat. Aku tidaklah bangkit dari tempat dudukku kecuali jika ada yang membahayakanku. Sungguh aku baru mendapati diriku begitu semangat dalam belajar ketika aku berusia 80 tahun. Semangatku ketika itu lebih dahsyat daripada ketika aku berusia 30 tahun”. 
  • Teladan 5 – Teladan dari Hasan bin Ziyad Az Zarnujiy berkata, “Hasan bin Ziyad pernah masuk di suatu majelis ilmu untuk belajar ketika usianya 80 tahun. Dan selama 40 tahun ia tidak pernah tidur di kasur”. 
  • Teladan 6 – Teladan dari Ibnul Jauzi Kata Adz Dzahabiy, “Ibnul Jauzi pernah membaca Wasith di hadapan Ibnul Baqilaniy dan kala itu ia berusia 80 tahun.” 
  • Teladan 7 – Teladan dari Imam Al Qofal Al Imam Al Qofal menuntut ilmu ketika ia berusia 40 tahun. 
  • Teladan 8 – Teladan dari Ibnu Hazm Ketika usia 26 tahun, Ibnu Hazm belum mengetahui bagaimana cara shalat wajib yang benar. Asal dia mulai menimba ilmu diin (agama) adalah ketika ia menghadiri jenazah seorang terpandang dari saudara ayahnya. Ketika itu ia masuk masjid sebelum shalat ‘Ashar, lantas ia langsung duduk tidak mengerjakan shalat sunnah tahiyatul masjid. Lalu ada gurunya yang berkata sambil berisyarat, “Ayo berdiri, shalatlah tahiyatul masjid”. Namun Ibnu Hazm tidak paham. Ia lantas diberitahu oleh orang-orang yang bersamanya, “Kamu tidak tahu kalau shalat tahiyatul masjid itu wajib?”(*) Ketika itu Ibnu Hazm berusia 26 tahun. Ia lantas merenung dan baru memahami apa yang dimaksud oleh gurunya. Kemudian Ibnu Hazm melakukan shalat jenazah di masjid. Lalu ia berjumpa dengan kerabat si: mayit. Setelah itu ia kembali memasuki masjid. Ia segera melaksanakan shalat tahiyatul masjid. Kemudian ada yang berkata pada Ibnu Hazm, “Ayo duduk, ini bukan waktu untuk shalat”(**). Setelah dinasehati seperti itu, Ibnu Hazm akhirnya mau belajar agama lebih dalam. Ia lantas menanyakan di mana guru tempat ia bisa menimba ilmu. Ia mulai belajar pada Abu ‘Abdillah bin Dahun. Kitab yang ia pelajari adalah mulai dari kitab Al Muwatho’ karya Imam Malik bin Anas.
    * Perlu diketahui bahwa hukum shalat tahiyatul masjid menurut jumhur –mayoritas ulama- adalah sunnah. Sedangkan menurut ulama Zhohiriyah, hukumnya wajib.
    ** Menurut sebagian ulama tidak boleh melakukan shalat tahiyatul masjid di waktu terlarang untuk shalat seperti selepas shalat Ashar. Namun yang tepat, masih boleh shalat tahiyatul masjid meskipun di waktu terlarang shalat karena shalat tersebut adalah shalat yang ada sebab. 
  • Teladan 9 – Teladan dari Syaikh ‘Izzuddin bin ‘Abdis Salam Beliau adalah ulama yang sudah sangat tersohor dan memiliki lautan ilmu. Pada awalnya, Imam Al ‘Izz sangat miskin ilmu dan beliau baru sibuk belajar ketika sudah berada di usia senja. 
  •  Teladan 10 – Teladan dari Syaikh Yusuf bin Rozaqullah Beliau diberi umur yang panjang hingga berada pada usia 90 tahun. Ia sudah sulit mendengar kala itu, namun panca indera yang lain masih baik. Beliau masih semangat belajar di usia senja seperti itu dan semangatnya seperti pemuda 30 tahun. Jika kita telah mengetahui 10 teladan di atas dan masih banyak bukti-bukti lainnya, maka seharusnya kita lebih semangat lagi untuk belajar Islam. Dan belajar itu tidak pandang usia. Mau tua atau pun muda sama-sama punya kewajiban untuk belajar. Inilah yang penulis sendiri saksikan di tengah-tengah belajar di Saudi Arabia, banyak yang sudah ubanan namun masih mau duduk dengan ulama-ulama besar seperti Syaikh Sholeh Al Fauzan, bahkan mereka-mereka ini yang duduk di shaf terdepan. 
 Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,

 مَنْ لَا يُحِبُّ الْعِلْمَ لَا خَيْرَ فِيهِ
 “Siapa yang tidak mencintai ilmu (agama), tidak ada kebaikan untuknya.” Ya Allah berkahilah umur kami dalam ilmu, amal dan dakwah. Wabillahit taufiq.

Referensi: 
 ‘Uluwul Himmah, Muhammad bin Ahmad bin Isma’il Al Muqoddam, terbitan Dar Ibnul Jauzi, hal. 202-206.
Mughnil Muhtaj ila Ma’rifati Ma’ani Alfaazhil Minhaaj, Syamsuddin Muhammad bin Al Khotib Asy Syarbini, terbitan Darul Ma’rifah, cetakan pertama, 1418 H, 1: 31.
@ KSU, Riyadh, KSA, 4 Jumadats Tsani 1433 H
 Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id

Read More..

Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Dia akan ganti dengan yang lebih baik.

Siapa yang meninggalkan budaya dan tradisi syirik, maka Allah akan menggantikannya dengan beribadah pada Allah semata. Shalatnya untuk Allah, sembelihan tumbalnya untuk Allah, dan sedekahnya jadinya untuk Allah.


Siapa yang meninggalkan ibadah yang tidak ada tuntunan karena Allah, maka Allah akan memberikan cahaya sunnah untuknya, jalan yang terang benderang yang jauh dari kesia-siaan.


Siapa yang meninggalkan pekerjaan yang haram, pekerjaan riba dan profesi yang mengundang laknat Allah, maka Allah akan ganti dengan pekerjaan yang halal yang lebih menentramkan jiwa.


Siapa yang meninggalkan pujaan hati yang belum halal karena Allah, maka Allah akan beri ganti dengan jodoh yang terbaik yang lebih menjaga kesucian diri.


Siapa yang meninggalkan nyanyian yang sia-sia dan musik yang banyak melalaikan, maka Allah akan ganti dengan hal yang lebih bermanfaat dan dijauhkan dari kemunafikan.


Siapa yang meninggalkan kecanduan rokok, miras, dan narkoba karena Allah, maka Allah ganti dengan kesehatan dan keselamatan pada jiwanya.


Faedah yang sangat berharga disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini tentang perihal yang kita kaji.
“Akan terasa sulit jika seseorang meninggalkan hal-hal yang ia sukai dan gandrungi, lantas ia meninggalkannya karena selain Allah"

Read More..

JANGAN MARAH

Posted by Admin | 4:34 PM

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.”

Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam juga pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih)
Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan, “Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thobrani, Shohih)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan.”

Tips Menanggulangi Kemarahan 

Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk menanggulangi marah. Diantaranya ialah:

  1. Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”. 
  2. Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan marahnya. 
  3. Mengambil sikap diam, tidak berbicara. 
  4. Duduk atau berbaring. 
  5. Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam keadaan marah. 
  6. Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan kesalahan orang yang bodoh. 
  7. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.
Syaikh As Sa’di rohimahulloh mengatakan, “Sebaik-baik orang ialah yang keinginannya tunduk mengikuti ajaran Rasul shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang menjadikan murka dan pembelaannya dilakukan demi mempertahankan kebenaran dari rongrongan kebatilan. Sedangkan sejelek-jelek orang ialah yang suka melampiaskan hawa nafsu dan kemarahannya. Laa haula wa laa quwwata illa billaah” (lihat Durrah Salafiyah).
 ******
Sumber: Buletin At-Tauhid
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id

Read More..

Memang ada ikhtilaf ulama apakah Wajib Ain bagi laki-laki hukumnya shalat berjamaah di masjid atau hukumnya sunnah saja. Akan tetapi pendapat terkuat hukumnya wajib. Dengan beberapa alasan berikut:
1. Allah yang langsung memerintahkan dalam al-Quran agar shalat berjamaah. Allah Ta’ala berfirman:
وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
 “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (Al-Baqarah: 43)
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
 ، فلا بد لقوله { مع الراكعين } من فائدة أخرى وليست إلا فعلها مع جماعة المصلين والمعية تفيد ذلك “
makna firman Allah “ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’, faidahnya yaitu tidaklah dilakukan kecuali bersama jamaah yang shalat dan bersama-sama.”[1]

2. Saat-saat perang berkecamuk, tetap diperintahkan shalat berjamaah. Maka apalagi suasana aman dan tentram. Dan ini perintah langsung dari Allah dalam Al-Quran

3. Orang buta yang tidak ada penuntut ke masjid tetap diperintahkan shalat berjamaah ke masjid jika mendengar adzan, maka bagaimana yang matanya sehat?

4. Wajib shalat berjamaah di masjid jika mendengar adzan  

5. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan ancaman kepada laki-laki yang tidak shalat berjamaah di masjid dengan membakar rumah mereka. 

6. Tidak shalat berjamaah di masjid dianggap “munafik” oleh para sahabat. 

7. Shalat berjamaah mendapat pahala lebih banyak 

8. Keutamaan shalat berjamaah yang banyak 

9. Tidak shalat berjamaah akan dikuasai oleh setan >

10. Amal yang pertama kali dihisab adalah shalat, jika baik maka seluruh amal baik dan sebaliknya, apakah kita pilih shalat yang sekedarnya saja atau meraih pahala tinggi dengan shalat berjamaah? 

Selengkapnya baca: http://muslimafiyah.com/10-alasan-kenapa-laki-laki-harus-shalat-berjamaah-di-masjid.html. Ustadz dr. Raehanul Bahrae حفظه الله تعالي . www.muslimafiyah.com

Read More..

Copast Dari Grup Whatsapp 

 Bagaimana membuat anak-anak anda sholat dengan kesadaran mereka sendiri tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan? Anak anal anda tidak mau sholat? atau mereka sampai membuat anda capek saat mengingatkan untuk sholat? Mari kita lihat bagaimana kita bisa merubah ini semua ~ biidznillah

Seorang sahabat berkisah: "Aku akan menceritakan satu kisah yg terjadi padaku " Saat itu, anak perempuanku duduk di kelas 5 SD, sholat baginya adalah hal yg sangat berat, sampai-sampai suatu hari aku berkata kepadanya: "Bangun!! Sholat!!", dan aku mengawasinya.. aku melihatnya mengambil sajadah, kemudian melemparkannya ke lantai... kemudian ia mendatangiku... Aku bertanya kepadanya: "Apakah kamu sudah sholat?" Ia menjawab: " Sudah" kemudian aku MENAMPARNYA.

Aku tahu aku salah, tetapi kondisinya memang benar-benar sulit, aku menangis, aku benar-benar marah padanya, aku rendahkan dia dan aku menakut nakutinya akan siksa Allah.Tapi....ternyata semua kata-kataku itu tidak ada manfaatnya. 

Suatu hari, seorang sahabatku bercerita suatu kisah: 
Suatu ketika ia berkunjung kerumah seorang kerabat dekatnya, ketika datang waktu sholat, semua anak2nya langsung bersegera melaksanakan sholat tanpa diperintah. 

Ia berkata: 
Aku berkata padanya "Bagaimana anak2mu bisa sholat dg kesadaran mereka tanpa berdebat dan tanpa perlu diingatkan ? Ia menjawab: Demi Allah, aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa sejak jauh sebelum aku menikah aku selalu memanjatkan DO'A ini... dan sampai saat ini pun aku masih tetap bedo'a dg DO'A tersebut. 
Setelah aku mendengarkan nasehatnya, aku selalu tanpa henti berdoa dg do'a ini.. Dalam sujudku... Saat sebelum salam... Ketika witir... Dan disetiap waktu2 mustajab ... Demi Allah wahai saudara-saudaraku... Anakku saat ini telah duduk dibangku SMA.. Sejak aku memulai berdoa dg doa itu, anakkulah yg rajin membangunkan kami dan mengingatkan kami untuk sholat... Dan adik adiknya, Alhamdulillah.. mereka semua selalu menjaga sholatnya. Sampai sampai saat ibuku berkunjung dan menginap dirumah kami, ia tercengang melihat anak perempuanku bangun pagi, kemudian membangunkan kami satu persatu untuk sholat Aku tahu anda semua penasaran ingin mengetahui doa apakah itu? Yaaa.. doa ini ada di QS.Ibrahim ayat 40:

 ﻭﺍﻟﺪﻋﺎﺀ ﻫﻮ ... ‏( ﺭَﺏِّ ﺍﺟْﻌَﻠْﻨِﻲ ﻣُﻘِﻴﻢَ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓِ ﻭَﻣِﻦ ﺫُﺭِّﻳَّﺘِﻲ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺗَﻘَﺒَّﻞْ ﺩُﻋَﺎﺀ ‏) ‏) 
Artinya: Ya Robbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yg tetap melaksanakan sholat... Ya Robb kami , perkenankanlah doaku" (QS. Ibrahim: 40 ‏) 

Yaa...doa...doa...dan doa... Sebagaimana anda semua tahu bahwa doa adalah senjata seorang mukmin Kirimkan tulisan ini agar lebih banyak orang yg mengambil manfaat ... "Semoga Allah merahmati orang yang bersedia men-share (tulisan ini), kemudian menjadikannya pemberat bagi timbangan kebaikannya" Baca selalu doa ini untuk anak-anakmu, biidznillah mereka akan selalu berada dalam penjagaan dan perlindungan Allah Ta'ala.. Aamiin

Read More..

Sehabis mengimami sholat isya' berjam'ah di Masjid Al-Huda, saya di minta duduk sejenak oleh sejumlah pemuda, mereka hendak mengajak saya bermudzakaroh (berdiskusi imiah) sekaligus bertanya-tanya masalah agama. Lalu seorang pemuda bertanya kepada saya,“Ustadz, apa hukum musik ?? Sebenarnya siapa yang mengharamkan musik ?? Dan seterusnya...”Na'am, sebelum kita membahasnya, ada hal yang harus kita patuhi. Karena kita adalah orang Islam, tentunya kita mengimani bahwasanya Allah Subhanahu wa ta’ala adalah Tuhan kita dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Nabi dan panutan kita. Maka konsekuensi dari itu,kita harus meyakini kebenaran yang datang dari firman Allah dan sabda Rasul-Nya. Bukankah begitu wahai saudaraku ?? Thoyyib, mari kita simak bersama pembahasan masalah musik ini.
Bagaimana Allah menerangkan masalah Musik dalam Al-Qur’an ??
Ternyata, banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan akan hal ini. Satu di antaranya adalah:

Read More..

RIBA DAN BAHAYANYA

Posted by Admin | 9:18 AM

Pengertian Riba*

Dalam bahasa arab riba bermakna tambahan boleh jadi tambahan pada suatu benda semisal makna kata riba dalam QS alHajj:5 atau pun tambahan pada kompensasi dari benda tersebut semisal barter seribu rupiah dengan dua ribu rupiah.
Dalam syariat, riba bermakna tambahan atau penundaan tertentu yang dilarang oleh syariat.
Jadi riba itu memiliki beberapa bentuk, ada yang berupa penambahan yang dalam bahasa arab disebut fadhl dan ada yang berbentuk penundaan penyerahan barang tertentu yang dilarang oleh syariat yang dalam bahasa arab disebut nasiah. Ada juga riba nasiah dalam bentuk penambahan yang disyaratkan untuk mendapatkan penundaan pembayaran utang.

Komoditi Ribawi atau Benda Ribawi

Dalam hadits Nabi menyebutkan adanya enam benda ribawi. Enam benda ini bisa kita kategorikan menjadi dua kelompok.

Read More..